Nama : Ahmad Khawaruzimi
judul : Sterilisasi
tanggal : 28 September 2009
Tujuan Praktikum : mampu melakukan seterilisasi peralatan dan medium yang sering dilakukan dalam praktikum mikrobiologi.
Sterilisasi
Bahan ataupun peralatan yang digunakan didalam bidang mikrobiologi, harus dalam keadaan steril, artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak di dapatkan mikro yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu ataupun merusak media serta menggangu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan.
Steril akan di dapat sterilisasi, sedang sterilisasi yang umum digunakan adalah
1. Sterilisasi secara fisik, misal dengan pemanasan, penggunaan sinar dengan gelombang pendek seperti, sinar X, sinar gama, sinar ultra violet, dan sebagainya.
2. Sterilisasi secara kimia misalnya dengan penggunaan desinfektan, lautan alkohol, larutan formalin, larutan AMC (campuran asam klorida dengan garam Hg), dan sebagainya.
3. Sterilisasi secara mekanik, misal dengan penggunaan saringan, filter.
A. Sterilisasi dengan fisik dengan suhu tinggi
Penggunaan suhu tinggi digabung dengan kelembaban tinggi merupakan salah satu metode paling efektif untuk mematikan mikroorganisme, suhu tinggi juga dapat diberikan sebagai panas kering.
Panas lembab mematikan organisme dengan cara mengkoagulasi protein-proteinnya. Panas lembab mematikan mikroorganisme dengan jauh lebih cepat dan efektif dibandingkan dengan panas kering. Yang menghancurkan organisme dengan cara mengoksidasi komponen-komponen kimianya.
Panas lembab
Uap bertekanan, panas dalam bentuk uap jenuh bertekanan adalah sarana paling praktis serta dapat diandalkan untuk sterilisasi, uap bertekanan menyediakan suhu jauh diatas titik didih. Serta pemanasan dapat berlangsung cepat, mempunyai daya tembus dan menghasilkan kelembaban yang tinggi, kesemuanya ini mempermudah koagulasi protein sel-sel mikroba. Contohnya pada Bachillus anthracis dapat dibasmi dalam waktu 2 sampai 15 menit denga panas lembab dengan suhu 100o C tetapi dengan panas kering dibutuhkan waktu 1 sampai 2 jam pada suhu 150oC.
Alat seterilisasi yang menggunakan uap dengan tekanan yang diatur dinamakan autoklaf, alat ini pada hakikatnya ruang uap berdinding rangkap yang diisi dengan uap jenuh bebas udara dan dipertahankan pada suhu dan tekanan yang ditentukan selama waktu yang dikehendaki, bukanlah tekanan uap tetapi suhu tinggi yang mematikan mikroorganisme.

Sterilisasi bertahap
Beberapa media bakteriologi dan zat kimia tidak dapat dipanaskan pada suhu diatas 100ᵒ C tanpa menjadi rusak, tetapi bila bahan-bahan tersebut dapat menahan suhu uap bebas (100oC), maka akan dapat diserilkan dengan sterilisasi bertahap. Dalam proses ini, bahan itu dipanaskan pada suhu 100oC selama tiga hari berturut-turut diselingi dengan periode inkubasi diantaranya, spora-spora resisten, apabila ada akan berkecambah selama masa inkubasi tersebut sehingga pada pemanasan berikutnya sel-sel vegetatif tersebut dapat dihancurkan.
Air mendidih
Sel-sel vegetatif mikroorganisme akan terbunuh dalam waktu 10 menit dalam air mendidih, namun beberapa spora bakteri dapat bertahan dalam kondisi seperti ini selama berjam-jam, karena itu air mendidih tidak dapat diandalkan untuk sterilisasi.
Pasteurisasi
Suhu yang ditentukan untuk pasteurisasi waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling resisten untuk dibasmi. Seperti halnya susu yang dipanaskan pada suhu yang terlampau tinggi tidak dikehendaki karena menghasilkan cita rasa yang kurang sedap, Mycobakterium tuberculosis diperkirakan sebagai patogen yang paling resisten terhadap panas yang terbawa pada suhu mentah, maka suhu di pasteurisasi pada suhu 61,7oC selama30 menit Mycobakterium tuberculosis terbunuh pada suhu 60oC dalam waktu 15 menit.
Panas kering
Sterilisasi dengan udara panas, dianjurkan apabila penggunaan uap bertekanan tidak dikehendaki atau bila tidak terjadi kontak antara uap bertekanan dengan benda yang akan diseterilkan, hal ini berlaku bagi perabotan laboratorium seperti, cawan petri, pipet, juga minyak, serbuk serta beberapa peralatan. Benda-benda ini diseterilkan di dalam oven listrik atau gas untuk mensterilkan perabotan pecah belah di labolatorium dibutuhkan suhu 160oC selama 2 jam.
Pembakaran
Pembakaran bahan mikroorganisme berarti juga membasmi mikroorganismenya, pembakaran digunakan untuk memusnahkan bangkai, hewan-hewan penelitian yang terinfeksi dan bahan terinfeksi lainnya yang perlu dibuang pemusnahan mikroorganisme dengan pembakaran juga dilakukan secara rutin di laboratorium terhadap jarum pindan, bisa juga digunakan dari panas kumparan listrik.
Suhu rendah
Suhu dibawah suhu optimum untuk pertumbuhan dapat menekan laju metabolisme, dan bila suhu itu cukup rendah maka metabolisme dan pertumbuhan akan terhenti. Suhu rendah sangat bermanfaat untuk dapat bertahan hidup pada keadaan yang sangat dingin.
Pendinginan
Biakan beberapa bakteri, Khamir, dan kapang yang ditumbuhkan pada media agar pada tabung reaksi, dapat tetap hidup selama berbulan-bulan pada suhu lemari es yaitu sekitar 4 sampai 7oC., metode ini baik untuk mengawetkan sebagian mikroorganisme.
Suhu dibawah titik nol
Bakteri dan virus dapat dipertahankan pada suhu 20oC (suhu suhu pesawat pembeku mekanis, -70oC (suhu es kering, yaitu CO2 beku), dan bahkan pada suhu -195oC (suhu nitrogen cair), pendingin ini mula-mula dapat mematikan sebagian sel-sel itu, namun jumlah yang dapat bertahan lebih besar.
Penyaringan
Penyaringan sel mikroba serta lingkungannya sangat mengurangi, atau menghentikan aktifitas metabolik, diikuti dengan matinya sejumlah sel, pada umumnya, lamanya mikroorganisme bertahan hidup setelah pengeringan bervariasi bergantung dari faktor-faktor berikut;
§ Macam mikroorganisme
§ Bahan pembawa yang dipakai untuk mengeringkan mikroorganisme
§ Kesempurnaan proses pengeringan
§ Kondisi fisik (cahaya, suhu, kelembaban) yang dikenakan pada organisme yang dikeringkan.
Tekanan osmotik
Osmosis ialah difusi melintas membrane semipermiabel yang memisahkan dua macam larutan dengan konsentrasi solut yang berbeda, proses ini cenderung untuk menyamakan konsentrasi solut pada kedua sisi membrane tersebut. Jadi sel itu akan terhidrasi. Efeknya serupa mengeringkan sel, jadi sel itu akan terhidrasi.
Radiasi
Yaitu dengan menggunakan sinar gamma, namun cara ini tidak sesuai untukseterilisasi skala kecil seperti rumah sakit apalagi puskesmas, karena hal ini sangat mahal, cara ini hanya digunakan untuk industri skala besar seperti jarum suntik dan semprit sekali pakai serta alat infus.
Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang lebih pendek dibandingkan sinar X, karenanya energinya lebih tinggi, daya tembusnya besar dan bersifat mematikan terhadap semua bentuk kehidupan termasuk mikroorganisme.
Cahaya ultra violet
Tersedia banyak lampu, disebut gramesidal, yang memancarkan sinar ultraviolet dengan konsentrasi tinggi dengan daya germisidal paling efektif, yaitu terletak pada daerah 260 sampai 270 mm. Lampu ini banyak digunakan untuk mengurangi populasi mikroba dikamar-kamar bedah rumah sakit, diruang septik untuk pengisian obat-obatan di industri farmasi. Penggunaan sinar ultraviolet ini untuk membasmi mikroorganisme ialah bahwa sinar ini mempuyai daya tembus yang tinggi bahkan selapis kaca yang tipispun dapat menahan sebagian sinar tersebut.
Sinar katide
Elktron-elektron ini yang berintensitas (jutaan volt) dipacu hingga mencapai kecepatan tinggi, berkas elektron yang kuat, berkas elekton ini bersifat mikrobisidal serta mempunyai pengaruh lain terhadap bahan-bahan biologis maupun nonbiologis keuntungan proses ini ialah benda dapat diseterilkan pada suhu kamar dalam keadaan terbungkus serta dapat dicapai dalam waktu singkat.
Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi dengan penyaringan dilakukan untuk mensterilkan cairan yang mudah rusak jika terkena panas atau mudah menguap (volitile), cairan yang disterilakn dilewatkan kesuatu saringan (di tekan dengan gaya sentripugasi atau pompa pakum), virus tidak akan tersaring dengan metode ini.
Bahan & alat
Bahan | Alat |
§ Sabun pembersih | § Cawan petri |
§ Air | § Tabung reaksi |
| § Baki |
| § Enlenmeyer |
| § Pipet hisap |
| § Jarum oasel |
| § Oven |
| § Autoclave |
| § spons |
| § Sikat botol |
| § Kapas |
| § Kain kasa |
Cara Kerja

Hasil
Alat-alat praktikum (cawan petri, tabung reaksi, elenmeyer, jarum oasel dan pipet hisap yang telah dicuci disusun didalam oven | ![]() |
Oven selama ±10 menit dengan suhu 100oC | ![]() |
Tutup tabung reaksi dan elenmeyer sebelum di bungkus dengan koran | ![]() |
![]() | |
Alat-alat yang telah di oven kemuadian di bungkus dengan koran dan disusun di dalam autoclave | ![]() |
Tutup rapat autoclave dengan mengencangkan bagian baud disekelilingnya. | ![]() |
Atur suhu autoclave hingga 121oC selama ±15 menit. Proses ini bertujuan untuk mematikan mikroorganisme yang ada pada alat-alat praktikum sterilisasi. | ![]() |
Atur keran uap autoclave agar suhu tetap konstan pada 121oC, dengan cara membukanya jika lebih dari suhu tersebut. | ![]() |
Uap air akan menyebur keluar saat keran uap dibuka, sehingga suhu akan menurun. | ![]() |
Setelah dalam aotoclave Masukan kembali alat-alat kedalam oven pada suhu 100oC selama ±10 menit, dengan membuka koran yang membungkusnya. Hal ini untuk mengeringkan alat-alat paktikum | ![]() |
Pembahasan
Pada praktek tentang sterilisasi ini mahasiswa dituntut untuk mampu melakukan sterilisasi pada peralatan yang sering digunakan dalam praktikum mikrobiologi selain itu mahsiswa harus mampu menjelaskan maksud dan tujuan dari setiap langkah praktikum seterilisasi dimana cara kerja yang dilakukan dalam proses sterilisasi peralatan praktikum ialah
§ Langkah pertama yang dilakukan adalah sediakan peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang akan di sterilisasikan.
§ Kemudian peralatan tersebut dicuci dengan menggunakan sabun deterjen (sunlight) yang bertujuan untuk membersihkan alat dari mikroorganisme. Selanjutnya dibasuh dengan menggunakan air bersih.
§ Tiriskan alat dengan cara di angin-anginkan, jangan meggunakan tisue atau alat lain untuk mengeringkan alat yang telah dicuci karena dikhawatiran alat akan kembali terkontaminasi oleh mikroorganisme yang ada pada tisue atau yang lainnya.
§ Masukan peralatan pada oven dengan cara menyusunnya dengan rapi, hal ini bertujuan selain untuk mengeringkan alat-alat juga untuk mematikan mikroorganisme yang masih berada pada alat-alat praktikum.
§ Setelah didiamkan ±10 menit pada suhu 100oC, kemudian peralatan tersebut dibungkus dengan kertas koran untuk menghindari kontaminasi mikroorganisme dari luar, khususnya pada tabung reaksi dan elenmeyer sebelum dibungkus dengan koran, tutplah bagian lubangnya dengan kapas yang telah dibungkus dengan kain kasa, harus diingat, tutup harus benar-benar kuat dan tidak tembus dari luar untuk menghindari masuknya mikroorganisme.
§ Sediakan autoclave yang telah diisi dengan air.
§ Masukan alat-alat yang telah dibungkus tadi pada autoclave dengan meyusunnya secara rapih.
§ Tutup autoclave dengan cara mengecangkan bagian baud pada sekeliling autoclave, penutupan harus benar-benar kencang karena dikhawatirkan bisa meledak dan akan membahayakan laboran dan merusak alat-alat yang akan disterilisasi.
§ Nyalakan kompor dan buka kran pada autoclave hingga suhu mencapai 121oC.
§ Ataur keran uap pada autoclave untuk menyeimbangkan suhu pada autoclave agar tetap konstan pada suhu 121oC. Jika suhu melebihi maka bukalah keran uap air hingga suhu kembali pada keadaan yang diinginkan yaitu 121oC. Proses ini dilakukan ±15 menit.
§ Setelah cukup waktu selanjutnya keran uap dibuka, yang kemudian suhu akan berangsur menurun pada titik nol, harus diingat, jangan membuka autoclave sebelum suhu turun pada titik nol karena bisa menimbulkan ledakan.
§ Proses ini bertujuan untuk menghilangkan mikroorganisme yang ada pada alat-alat praktikum sterilisasi. Alat yang telah dimasukan dalam autoclave ada dalam keadaan basah
§ Selanjutnya buka autoclave, dan buka bungkusan koran basah.
§ Setelah itu masukan kembali alat-alat pada oven selama ±10 menit pada suhu 100oC, yang berfungsi untuk mengeringkan alat-alat yang telah disterilakan.
§ Setelah di oven maka alat-alat praktikum sterilisasi siap di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Michael j. Pelczar, jr & E.C.S. Cham. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. jakarta
Unus suriawiria, 1995. Pengantar Biologi Umum. Angkasa. Jakarta
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-3-sterilisasi.html
http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=86&fname=kb1_7.htm
http://www.google.co.id/search?hl=id&q=prinsip+sterilisasi&btnG=Telusuri&meta=
http://www.infonuklir.com/modules/news/article.php?storyid=52
http://www.scribd.com/doc/8288703/Alat-Alat-Di-Laboratorium-Mikrobiologi-Dan-Sterilisasi?autodown=txt
http://azellyaxs.blogspot.com/2008/08/sterilisasi-alat-dan-bahan.html
http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/sterilisasi-alat.html
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/07/definisi-sterilisasi.html
http://www.scribd.com/doc/14276794/Pembiakan-Bakteri?autodown=ppt
http://www.pdf-search-engine.com/sterilisasi-peralatan-pdf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar